PENDAHULUAN
Masjid
merupakan salah satu institusi keagamaan terbesar dalam komunitas muslim.
Keberadaannya tersebar di seluruh pelosok tanah air. Kehadiran masjid dalam
satu lingkungan masyarakat setidak-tidaknya menjadi identitas bagi keberadaan
komunitas muslim di lingkungan tersebut. Semangat masyarakat muslim untuk
mendirikan masjid tidak pernah hilang sekalipun ditengah krisis ekonomi saat
ini. Pembangunan masjid tidak pernah berhenti bahkan jumlah masjid di DKI
Jakarta adalah sebanyak 2831 masjid dan 5661 mushola.
Organisasi Remaja Masjid merupakan
bagian tidak terpisah dari keberadaan Masjid. Keberadaannya melekat terhadap
Masjid, karena memang Remaja Masjid ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Organisasi Masjid itu sendiri. Keberadaan Remaja Masjid ternyata memberikan
warna tersendiri bagi pengembangan masjid. Dan tentunya, diharapkan Remaja
Masjid bisa menjadi motor dalam pengembangan dakwah Islam yaitu dengan
menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas umat Islam pada umumnya dan khususnya
adalah bagi pemuda/remaja. Remaja masjid
merupakan wadah bagi remaja pemuda-pemudi islam untuk menuangkan berbagai macam
kreatifitas, bekarya,
loyal, tekun, kreatif dan bertanggung jawab
Ide serta kegiatan positif
dalam rangka pengembangan diri di Masjid. Masjid mestinya memfasilitasi untuk
itu, karena Masjid bukan hanya untuk kegiatan ibadah semata tapi juga untuk
pemberdayaan umat disekitar lingkungannya khususnya remaja.
Berbicara remaja merupakan
membicarakan komunitas muda-mudi yang masih dalam usia mencari identitas diri
(jati diri). Banyak sekali faktor-faktor yang tersedia yang dapat menjerumuskan
remaja kedalam situasi kondisi yang buruk. Karena zaman sangat memungkinkan
menciptakan keadaan untuk itu. Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang bisa
membentengi remaja dengan bentuk kegiatan-kegiatan yang baik dan dipayungi
dengan prilaku yang islami.
Masjid merupakan sarana
penting untuk para remaja bisa beraktifitas menuangkan berbagai ide dan
kegiatan yang baik. Tapi ada pertanyaan yang mesti kita jawab, bagaimana
caranya membuat masjid menjadi tempat menarik bagi remaja? Sehingga para remaja
betah berlama-lama dimesjid dan menjadikan mereka cinta akan masjid.
Banyak faktor yang bisa membuat para remaja
itu suka kemasjid dan itu mesti diciptakan, berbagai faktor tesebut adalah:
1. Menciptakan kegiatan-kegiatan yang
menimbulkan rasa manfaat bagi para remaja.
2. Menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik
dan menumbuhkan minat bagi remaja.
3. Memberikan peluang dan ruang baik bagi
remaja untuk bisa menampilkan bakat dan minat.
4. Menjaga nilai-nilai silaturahmi yang baik
sehingga peluang untuk perpecahan itu kecil.
DEFINISI
Istilah
masjid berasal dari Bahasa Arab, diambil dari kata “Sajada, yasjudu, sajdan”.
Kata “Sajada” artinya bersujud, patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat
dan ta’dzim. Untuk menunjukan suatu tempat kata “Sajada” diubah bentuknya
menjadi masjidun artinya tempat sujud menyembah Allah SWT. Dengan demikian
secara etimologi arti masjid adalah menunjuk kepada suatu tempat (bangunan)
yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat sholat bersujud menyembah Allah SWT.
Secara terminologis, makna masjid sebagaimana dipahami dan dicontohkan oleh
Rasulullah SAW jauh lebih luas daripada sekedar tempat sujud/sholat saja, yaitu
masjid menjadi pusat kegiatan dan pembinaan umat.
Ada
dua aspek utama pembinaan umat yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Pertama
pembinaan aspek ritual keagamaan seperti pelaksanaan ibadah sholat, dzikir,
membaca Al Qur’an dan lain-lain. Aspek kedua adalah fungsi kemasyarakatan,
seperti menjalin hubungan silaturahim, berdiskusi, pengembangan perekonomian,
pembinaan kreatifitas remaja, pendidikan, olah raga dan lain-lain. Dari
pengembangan kedua aspek itu, kemudian fungsi masjid berkembang menjadi pusat
peradaban Islam. Dari masjid lahir gagasan-gagasan yang cemerlang, baik bagi
pembinaan individual, keluarga dan pembinaaan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Dari masjid lahir pula berbagai konsep dan strategi dakwah Islam, pengembangan
kesejahteraan, bahkan sampai konsep dan strategi perang. Dengan demikian masjid
memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dan strategis, terutama dalam
kerangka pembinaan ummat.
LATAR BELAKANG
Kerusakan
mental & spriritual masyarakat, khususnya remaja generasi penerus bangsa,
sangat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat dari maraknya kasus
penyalahgunaan narkoba, seks bebas yang berujung pada aborsi, serta penyebaran
HIV AIDS yang sangat marak di usia remaja/pemuda saat ini. Belum lagi sikap
mental malas, inferior dari bangsa lain, tidak mau bekerja keras, ingin serba
instant dan hal-hal lain yang menyebabkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang
punah di muka bumi ini. Berdasarkan hal tersebut diatas maka remaja menjadi
kunci dalam kehidupan bangsa ini. Selain itu, melihat komposisi jumlah penduduk
Indonesia, maka komposisi pemuda merupakan jumlah terbesar dari penduduk
Indonesia, yaitu sebesar 37% dari total Penduduk Indonesia yang 220 juta.
Menurut KEMENEGPORA, seseorang dikategorikan Pemuda jika berumur antara 15 – 35
tahun.
Berangkat
dari kondisi diatas, maka masjid sebagai sentral pengembangan dan pemberdayaan
mengambil satu peran penting yaitu mengembangan sayap dakwah dengan target
pemuda dan remaja. Remaja masjid merupakan salah satu bagian dari sebuah
organisasi mesjid. Pengurus mesjid, disadari atau tidak, ternyata membutuhkan
peran remaja masjid dalam setiap langkah dan gerak aktivitasnya. Remaja masjid
mampu memberikan sentuhan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya yang
tengah dalam proses pencarian jati diri, cenderung labil dan memiliki semangat
yang meluap ingin menonjolkan jati dirinya. Organisasi Remaja masjid merupakan
pilihan positif dalam rangka pembinaan remaja, karena tanpa mengurangi ciri
khas remaja untuk berkreasi dan berkarya, organisasi remaja masjid memberikan
wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung nilai-nilai agama
sebagai penggerak semua aktivitas.
Definisi
remaja masjid menurut RISKA (2005) adalah kumpulan dari remaja yang
beraktivitas di masjid dalam rangka memberikan kontribusi secara langsung
maupun tidak langsung bagi keberlangsungan dakwah di mesjid atau di masyarakat.
Visi Remaja/Pemuda Masjid menurut Satria hadi lubis (2005) yaitu mengajarkan
manusia kepada Allah, sehingga manusia khususnya remaja/pemuda, berpindah dari
kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam. Sedangkan misi dari remaja masjid
adalah Berdakwah dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta menjadi rahmat
bagi semesta alam. Masih menurut Satria Hadi Lubis, tujuan utama dari sebuah
organisasi remaja masjid secara umum adalah memakmurkan mesjid dengan
kegiatan-kegiatan dan memberikan wadah untuk remaja sekitar mesjid dalam rangka
menyalurkan daya kreatifitas mereka.
POTENSI REMAJA
Remaja
Masjid mempunyai potensi dalam pengembangan pemuda di Indonesia. Adapun potensi
Remaja Masjid sebagai agen perubah dikarenakan:
1)
Jumlah
pemuda Islam merupakan komponen terbesar dari masyarakat.
2)
Usia
pemuda merupakan usia produktif dengan idealisme serta kekuatannya.
3)
Pemuda
adalah generasi penerus dengan pengetahuan terkini.
Potensi yang ada ini, ternyata tidak serta merta
memudahkan remaja masjid dalam melaksanakan misinya. Banyak sekali kendala
serta hambatan yang membatasi pergerak dari organisasi remaja masjid ini. Dalam
pelaksanaan organisasi remaja masjid tidak berjalan dengan mudah dan mulus,
banyak hambatan serta tantangan. Menurut Satria Hadi Lubis (2005), 3 hal yang
memerlukan pemikiran serius untuk membuat strategi adalah
1)
Keuangan
2)
SDM
3)
Humas
Dalam sebuah kegiatan/acara tidak akan
berjalan dengan baik dan lancar jika ketiga faktor diatas tidak terpenuhi. Oleh
karnanya organisasi akan mudah tercapai ketika remaja masjid tersebut mempunyai
image ataupun nama baik. Hal tersebut membutuhkan kerja keras serta
profesionalisme kerja yang baik dan benar. Terkait dengan mutu kegiatan, kader
serta sumber daya manusia yang bagus, serta sistem informasi yang transparan, menjadikan indikator sebuah
organisasi bisa mendapatkan image yang bagus. Membangun dan mempertahankan
hubungan yang baik antara organisasi dengan masyarakat akan mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Sehingga menumbuhkan sikap yang
mantap, berencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina pengertian
bersama antara organisasi dan publiknya. Serta menyelenggarakan komunikasi
timbal balik antara remaja masjid dengan pengurus masjid, pemerintah desa,
organisasi kepemudaan lainnya, sponsor, media dan juga para donator. Komunikasi
timbal balik ini bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan
bagi tercapainya suatu tujuan kegiatan tersebut. Hal seperti itulah akan
berdampak bagi kemajuan remaja masjid atau citra positif bagi remaja masjid yang
bersangkutan. Hal tersebut sekaligus menjadi landasan remaja masjid untuk
sebagaimana fungsi umumnya untuk menunjukan kekuatannya dalam pengabdiannya
demi kepentingan bersama atau dalam bahasa dakwah untuk kepentingan umat.
KESIMPULAN
Saat ini, banyak remaja masjid mempunyai
kecenderungan yaitu kurang menaruh perhatian dalam sudut pandang masyarakat, di
karenakan remaja masjid cenderung focus pada program kerja, kaderisasi serta
pendanaan. Namun keberhasilan remaja masjid dalam mengembangkan kreatifitasnya sangatlah
memerlukan dukungan yang baik serta kerja sama bantuan dari saudara dan saudari
sekalian. Karena dengan hal tersebut akan memudahkan pergerakan remaja masjid dalam
mengemban misi & visinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar